Kalau melewati kota Sumedang, kita pasti akan menemui pedagang tahu yang terkenal dengan nama Tahu Sumedang. Kalau tidak membeli tahu dan menyantapnya pasti membuat penasaran. Pada awalnya pengrajin tahu dirintis sejak abad ke 20-an. Konon berkaitan dengan perjalanan seorang imigran China ke Sumedang tahun 1900 bernama Ong Kino.
Menurut Ong Yoe Kin, tokoh tahu Sumedang kata tahu berasal dari China yakni “Tao Hu” yang maknanya (Tao artinya kacang, hu berarti lumat) atau sebagian China menyebut tahu sebagai daging tidak bertulang.
Ong Kino adalah ayah kandung Ong Bun Keng, lelaki asal negeri China itu terinspirasi membuat tahu berbahan baku kedelai, karena kecintaan terhadap istrinya yang menyukai tahu. Sebagai cikal bakal tahu Sumedang, maka Ong Kino membuat tahunya dengan bahan baku kedelai lurik mirip telor puyuh. Kedelai ini merupakan jenis kacang kedelai langka untuk ukuran sekarang. Awalnya tahu yang dibuatnya itu besar dan tebal. Lalu dirubah oleh Ong Kino dengan cara membagi tahu itu menjadi empat bagian supaya ukurannya tidak terlalu besar. Selanjutnya Ong kino memberi garam ke potongan tahu yang sudah berbentuk persegi itu dan ternyata istrinya sangat menyukainya.
Sekitar tahun 1900, tahu China ukuran kecil yang dirintis oleh Ong kino mulai dipasarkan oleh anaknya bernama Ong Bun Keng. Tahu buatan 1917 itu merupakan cikal bakal harumnya nama tahu Sumedang.
Ketika Dalem Sumedang Pangeran Soeriaatmadja yang akan pergi ke daerah Situraja mampir mencicipi tahu buatan Ong Bun Keng, ternyata lezat dan gurih. Akhirnya usaha tahu itu dikembangkan menjadi lebih professional dan ternyata tahu Bun Keng yang awalnya dikerjakan oleh keluarga bisa menyerap tenaga kerja warga sekitar yang jumlahnya mencapai 30 orang. Dan sejak tahun 1950 nama tahu Bun keng makin berkembang dan kian banyak yang menyukainya. (http://id.shvoong.com)
No comments:
Post a Comment